Skip to main content

Di awal tahun 2019, bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (karhutla) di Provinsi Riau telah mendesak pemerintah untuk menetapkan siaga darurat karhutla. Pertimbangan penetapan status siaga darurat karhutla juga didasari oleh prediksi cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyebutkan masih minimnya hujan di wilayah pesisir Riau.

 

 

Namun begitu, selain disebabkan oleh faktor alam, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 99% kebakaran hutan dan lahan terjadi akibat ulah manusia. Artinya, karhutla dapat kita hindari dengan bergerak secara kolektif dan memiliki kepedulian serta pengetahuan mengenai penanganan kebakaran lahan dan hutan.

Tahukah kamu apa saja yang dapat kita lakukan untuk berkontribusi dalam mencegah dan menghadapi karhutla? Berikut ini adalah hal-hal sederhana namun bermanfaat untuk menekan potensi kebakaran hutan dan lahan:

• Tidak membakar lahan
Karhutla kerap disebabkan oleh ulah oknum yang membakar hutan untuk menyiapkan lahan pertanian. Padahal kegiatan ini dilarang keras oleh pemerintah dan diatur dalam Undang-udang No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

• Tidak membuang puntung rokok pada rumput atau semak kering di lokasi yang rawan terbakar
Tidak sedikit karhutla yang disebabkan oleh kelalaian oknum seperti membuang puntung rokok yang masih menyala di daerah yang rawan untuk terbakar. Membuang puntung rokok pada tempat yang rawan terbakar akan menyebabkan api dapat menyebar dengan cepat. Kita harus mulai meningkatkan kepedulian kepada lingkungan sekitar dan berani merubah kebiasaan yang merugikan untuk menghindari dampak jangka panjang.

• Ikut serta dalam mengawasi dan memantau titik rawan kebakaran hutan
Pengawasan dan pemantauan akan berfungsi optimal ketika semakin banyak pihak yang terlibat di dalamnya. Seluruh lapisan masyarakat memiliki tanggung jawab yang sama besarnya untuk memastikan terciptanya lingkungan hidup yang aman dan jauh dari ancaman kebakaran hutan.

• Segera melapor kepada petugas setempat ketika melihat kebakaran hutan
Manfaatkan teknologi dan nomor darurat dengan baik. Jangan ragu untuk langsung melaporkan kasus kebakaran hutan demi menghindari kerugian yang lebih besar.

 

 

Langkah-langkah di atas tidaklah sulit dilakukan, namun membutuhkan komitmen dan kepedulian yang tinggi agar berhasil diimplementasikan. Salah satu aspek yang juga penting bagi masyarakat dalam mencegah karhutla adalah pembinaan dan pendampingan.

Asian Agri sebagai salah satu pendiri Fire-Free Alliance (FFA), kelompok sukarelawan yang mendukung pemerintah dalam melindungi lingkungan dengan mencegah kebakaran hutan, menginisiasi program Desa Bebas Api (DBA) pada 2016 yang bekerja sama dengan masyarakat untuk mendukung usaha pencegahan kebakaran.

Desa Bebas Api bertujuan untuk memberdayakan dan mendorong desa menerapkan kebijakan tanpa bakar dalam mengelola lahan serta membina warga agar dapat menjaga desa mereka terbebas dari api.
Sebanyak 16 desa di Riau dan Jambi telah bergabung dalam program Desa Bebas Api dan secara efektif mampu menekan angka kebakaran lahan.

Program ini didukung oleh inisiatif masyarakat yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Api (MPA) dari masing-masing desa untuk mencegah kebakaran dan kabut asap di lingkungan tempat tinggal mereka.

Setelah berhasil menekan angka kebakaran hutan melalui DBA, Asian Agri bersama Masyarakat Peduli Api menginisiasi program Pelajar Peduli Api dan memberikan edukasi mengenai karhutla dalam kunjungan dan sosialisasi ke sekolah-sekolah.

Melalui Pelajar Peduli Api, generasi muda dapat juga turut berpartisipasi untuk mewujudkan lingkungan yang lestari sejalan dengan impian mereka. 

Leave a Reply