Bisnis Kami — Benih Topaz
Benih Unggul Untuk Produktivitas Tinggi
Benih kelapa sawit Topaz Asian Agri telah dikembangkan secara khusus untuk meningkatkan produktivitas hasil panen, tumbuh subur di tanah marjinal, dan pertumbuhan vertikalnya yang tidak begitu cepat, sehingga dapat mempermudah proses pemanenan buah kelapa sawit.
Dikembangkan di Asian Agri Oil Palm Research Station (OPRS) di Topaz, Indonesia, benih unggul Topaz mampu memberikan dampak yang signifikan pada tingkat pengembalian investasi selama masa hidup pohon yang mencapai 20-25 tahun.
Benih Topaz tersedia untuk umum, dan lebih dari 200 juta bibit telah dikirim ke perkebunan besar, petani plasma dan petani swadaya di seluruh Indonesia dan luar negeri.
Waspadai Bibit Sawit Palsu
Topaz hanya dijual melalui hotline Topaz di +62823-1177-4500, topaz@asianagri.com, dan melalui platform online SawitPRO. Harap berhati-hati terhadap produk palsu yang dijual secara online atau dari pihak ketiga lainnya.
Kunjungi laman FAQ kami untuk informasi lebih lanjut.
Pertanyaan mengenai penjualan dan informasi lebih lanjut
Pengujian Benih Topaz kami
OPRS didirikan pada tahun 1996 dan sejauh ini telah merilis empat varietas di antaranya, Topaz 1, Topaz 2, Topaz 3 dan Topaz 4, berdasarkan progenies dari seluruh dunia.
Kami secara aktif terus berupaya memperkaya sumber daya genetik dengan cara menyeleksi dan memelihara demi menghasilkan varietas baru yang lebih berkualitas. Upaya penyuburan sumber daya genetik ini dilakukan baik secara independen maupun dalam kerjasama konsorsium yang didukung oleh Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian RI.
Asian Agri mengelola perkebunan kelapa sawit komersial di lokasi yang memiliki karakteristik agroklimat yang berbeda. Hal ini memungkinkan kita untuk menguji benih Topaz di berbagai kondisi untuk memastikan potensi produktivitasnya. Kami telah menguji 440 genus seri 1 DxP yang berasal dari introgresi 223 Deli Dura dengan 50 Pisifera di lokasi agroklimat yang berbeda pada mineral dan tanah organik dengan luas lebih dari 600 hektar di Sumatera Utara dan Riau.