Skip to main content

Sebanyak 50 persen dari seluruh produk yang dijual di pasar swalayan menggunakan minyak kelapa sawit, untuk alasan yang baik.

Produk dari kepala sawit sangat serbaguna dan bermanfaat, serta telah mengangkat jutaan orang keluar dari kemiskinan dan dengan pengelolaan yang baik dapat membawa keuntungan bagi lingkungan.

Minyak sawit bisa ditemukan di semua produk mulai dari es krim hingga sampo, dengan konsumsi global mencapai 7,7 kg per kapita di tahun 2015 menurut laporan Gro Intelligence.

Apa yang membuat minyak ini sangat populer? Inilah tiga alasan utama:

Efisiensi

Kelapa sawit jauh lebih efisien dan produktif dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak nabati lainnya. Satu hektar lahan dapat menghasilkan 4,17 metrik ton kelapa sawit per tahun, dibandingkan dengan 0,56 ton minyak bunga matahari, 0,39 ton minyak kedelai dan 0,16 ton minyak kacang tanah. Fakta lain, pada tahun 2016 minyak kelapa sawit hanya menggunakan 7% dari total lahan pertanian penghasil minyak nabati dunia dengan hasil produksi mencapai 32 persen.

Hal ini berarti kebutuhan lahan untuk memproduksi minyak kelapa sawit lebih kecil dibandingkan tanaman lainnya yang membutuhkan setidaknya lima kali lahan lebih luas untuk bisa menghasilkan volume yang sama dengan kelapa sawit.

Tanaman kelapa sawit juga membutuhkan pupuk, pestisida dan energi yang lebih sedikit. Untuk memproduksi satu ton minyak kedelai membutuhkan 315 Kg pupuk, 29 Kg pestisida dan 2,9 gigajoule energi dibandingkan dengan 47 Kg pupuk, 2 Kg pestisida dan 0,5 gigajoule energi yang diperlukan untuk memproduksi satu ton minyak sawit, menurut The Guardian.

Asian Agri menggabungkan manfaat ini dengan komitmen untuk memastikan bahwa keseluruhan rantai pasok perusahaan menerapkan praktik terbaik dalam produksi minyak sawit lestari.

Kami menjadi anggota Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) pada tahun 2006 dan mendapatkan sertifikasi RSPO pertama kami di tahun 2010. Saat ini, seluruh petani plasma mitra Asian Agri telah berhasil memperoleh sertifikasi RSPO. 

Semua pabrik dan perkebunan kelapa sawit milik perusahaan juga telah memperoleh International Sustainability & Carbon Certification (ISCC) sejak tahun 2014, begitu juga dengan para petani plasma.

Asian Agri juga mengambil bagian dari skema Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang didirikan oleh Kementerian Pertanian RI, dan sekarang kami 91% bersertifikat ISPO. 

 

Keuntungan Ekonomi

Industri kelapa sawit telah membantu mengangkat jutaan orang dari kemiskinan di Indonesia dan Malaysia, yang menyumbang sekitar 85 persen dari produksi global. Perkebunan kelapa sawit telah menciptakan jutaan pekerjaan dengan gaji yang baik, dan memungkinkan puluhan ribu petani kecil memiliki tanah mereka sendiri.

Di Indonesia, industri kelapa sawit menyumbang 1,6 persen dari PDB dan mempekerjakan 4,5 juta orang. Karena sebagian besar panen diekspor, industri ini menghasilkan devisa lebih dari $ 18 miliar per tahun, merupakan salah satu penyumbang terbesar di negara ini.

Asian Agri bermitra dengan 30.000 petani kecil sebagai bagian dari Komitmen Satu banding Satu, yang merupakan target kami untuk mencocokkan setiap hektar lahan kami dengan tanah yang dimiliki oleh petani kecil pada akhir tahun 2018. Petani kecil mewakili 42 persen perkebunan kelapa sawit di Indonesia, tapi hanya berkontribusi 37 persen dari produksi, jadi kemitraan kami menyediakan cara penting untuk meningkatkan produktivitas mereka dan juga standar hidup mereka.

Serbaguna

Minyak sawit memiliki umur simpan yang panjang dan solid pada suhu kamar, menjadikannya sebagai bahan yang ideal dalam berbagai jenis makanan. Minyak sawit sangat popular sejak tahun 1990an karena produsen mencari alternatif dari lemak terhidrogenasi dan terhidrogenasi parsial yang tidak sehat. Seperti kebanyakan minyak biji nabati alami, minyak kelapa sawit mengandung kurang dari satu persen lemak trans sehingga berperan penting dalam menciptakan makanan yang lebih sehat.

Kestabilannya pada suhu tinggi menjadikannya sangat ideal untuk digunakan dalam memasak dan menggoreng, sementara titik lelehnya yang tinggi membuatnya menjadi pengganti biaya yang efektif untuk lemak hewani dalam produk seperti makanan panggang.

Minyak kelapa sawit juga digunakan untuk memproduksi natrium lauril sulfat, yang digunakan sebagai bahan pembuat busa dalam banyak produk perawatan tubuh seperti sabun dan pasta gigi, dan juga sering ditambahkan ke produk pembersih rumah tangga.

Kandungan lemaknya juga menjadikannya pengemulsi ideal untuk pelembab, makeup dan bahkan lilin.

Leave a Reply