Skip to main content

Jakarta, 10 Februari 2015 – Sebagai salah satu perusahaan yang sudah berhasil mengelola skema Plasma terbesar di Indonesia, kini Asian Agri ingin menegaskan kembali komitmennya di luar plasma, yaitu pembinaan petani swadaya.

Mulai dicanangkan pada tahun 2011 yang lalu, pada tahun 2015 ini, Asian Agri memperkuat kembali komitmen Perusahaan terhadap pengembangan petani, khususnya petani swadaya. Program ini ditujukan untuk membantu pengembangan kapasitas petani, demi mendorong laju perekonomian daerah, dan juga memperbaiki kesejahteraan petani. Asian Agri mentargetkan pada tahun 2020, Program Petani Swadaya telah bermitra dengan sekurang-kurangnya 60 ribu Kepala Keluarga.

Hal tersebut terungkap dalam acara Konferensi Pers dengan tema “Komitmen Asian Agri Dalam Membina Petani”, Selasa 10 Februari 2015, di Jakarta. Hadir sebagai pembicara dalam diskusi ini yaitu Bayu Krishnamurti, Pengamat Pertanian dari Institut Pertanian Bogor, Gamal Nasir, Dirjen Perkebunan – Kementrian Pertanian dan General Manager Asian Agri, Freddy Widjaya.

Gamal Nasir, Dirjen Perkebunan mengatakan, “Kami mengapresiasi program pembinaan petani swadaya Asian Agri. Tantangan industri sawit saat ini adalah yield yang rendah, sehingga mendorong untuk ekspansi lahan. Untuk menghindarinya, Kami menyerukan ajakan kepada perusahaan-perusahaan lainnya untuk turut serta menggandeng para petani swadaya sebagai mitra bisnis mereka. Hal ini juga menjadi solusi dari isu lingkungan, sosial dan ekonomi. Program Petani Swadaya Asian Agri ini tentunya diharapkan menjadi contoh bagi perusahaan-perusahaan sawit lainnya,” Ujarnya.

Bayu Krishnamurti, Pengamat Pertanian dari Institut Pertanian Bogor menambahkan, “Prinsip perkebunan yang keberlanjutan merupakan hal yang sudah menjadi kewajiban di industri sawit mulai dari hulu ke hilir dan yang diharapkan dari para pelaku industri adalah ‘beyond sustainability’”

“Program Petani Swadaya Asian Agri ini adalah salah satu contoh program dari “beyond sustainability,” ujar Bayu.

Dalam kesempatan yang sama, Freddy Widjaya, General Manager Asian Agri mengungkapkan, ”Program pembinaan petani swadaya bertujuan untuk mendidik dan mendampingi petani akan praktek-praktek perkebunan yang berkelanjutan, memperbaiki produktivitas, meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan keluarga petani swadaya yang tentunya akan memberikan dampak kepada masyarakat sekitar. Hal ini sejalan dengan Prinsip 3C yang selama ini diterapkan oleh perusahaan dalam melkasanakan operasi bisnismya, yaitu: Good for Community, Good for the Country and Good for the Company,” kata Freddy.


Sekilas Mengenai Asian Agri:
Asian Agri merupakan salah satu perusahaan swasta terkemuka di Indonesia yang memproduksi minyak sawit mentah (CPO) sejak tahun 1979 dan mempekerjakan sekitar 25,000 orang saat ini. Sejak tahun 1987, Asian Agri telah menjadi perintis program pemerintah Indonesia Perkebunan Inti Rakyat Transmigrasi (PIR – Trans). Saat ini, perusahaan mengelola 100,000 Ha lahan dan bermitra dengan 30,000 keluarga petani di Riau dan Jambi yang mengoperasikan 60,000 Ha perkebunan kelapa sawit.

Keberhasilan Asian Agri dalam menjadi salah satu perusahaan terkemuka CPO telah diakui secara internasional dengan sertifikasi ISO 14001 untuk semua operasinya. Learning Institute di Pelalawan, Riau, serta pusat pembibitan di Kampar, Riau, juga telah bersertifikat ISO 9001. Selain itu, pusat penelitian dan pengembangan Asian Agri di Tebing Tinggi juga telah memperoleh sertifikasi oleh International Plant – Analytical Exchange di lab WEPAL di Wageningen University di Belanda, untuk standar yang tinggi.

Selain keberhasilannya dalam menjadi produsen CPO terkemuka dengan teknologi paling canggih, Asian Agri juga berkomitmen untuk melestarikan lingkungan.

Perkebunan Asian Agri di Riau (kebun Buatan, Soga, dan Ukui) dan di Jambi (kebun Tungkal Ulu dan Muara Bulian), dan juga Kebun Plasma binaan (Kebun Plasma Buatan & Ukui di Riau serta Kebun Plasma Tungkal Ulu & Muara Bulian di Jambi) telah menerima sertifikat RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil).

Pada saat yang sama, ISCC (International Sustainability & Carbon Certification) telah dicapai oleh seluruh kebun baik yang dimiliki oleh Asian Agri maupun petani binaan baik yang di bawah skema petani plasma maupun skema KKPA.

Pabrik minyak kelapa sawit dan perkebunan di Buatan, Ukui, Soga, Tungkal Ulu & Muara Bulian juga telah mendapatkan sertifikat ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil).

 

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:

Elly Mahesa Jenar Chlara.M.Saputra
E-mail: Elly_Mahesa@www.asianagri.com E-mail: Chlara_saputra@www.asianagri.com
DID: +62 230 1119 DID: +62 230 1119
Mobile: 0811 8776 729 Mobile: 0816 166 0683

Leave a Reply