Skip to main content

Jakarta, 17 Juli 2018 – Mayoritas perkebunan kelapa sawit di Indonesia yang saat ini sedang memasuki masa peremajaan perlu diimbangi dengan pengadaan bibit unggul untuk mendukung kualitas dan kuantitas produksi minyak sawit nasional.

Target peremajaan yang mencapai 185.000 hektar oleh Pemerintah Indonesia di tahun 2018 ini membutuhkan setidaknya 27 juta bibit kelapa sawit berkualitas untuk mendukung kelancaran program ini.

Indonesia sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia dinilai mampu secara mandiri memenuhi kebutuhan akan bibit untuk ditanami melalui produsen-produsen bibit kelapa sawit yang ada saat ini.

Salah satu produsen bibit nasional yang berkomitmen dalam mendukung penyediaan bibit kelapa sawit berkualitas tersebut adalah Asian Agri.

Hingga bulan Juni 2018, Asian Agri melalui pusat R&D Oil Palm Research Station (OPRS) Topaz telah menyalurkan lebih dari empat juta bibit kelapa sawit kepada para petani dan pelaku usaha.

Bibit yang diproduksi dan disalurkan saat ini merupakan bibit Topaz Seri-3 yang didapatkan dari persilangan antara induk Dura Deli terseleksi dengan induk Pisifera yang berasal dari Afrika, karena paling cocok untuk menghasilkan bibit berkualitas dengan kuantitas produksi yang tinggi.

Ang Boon Beng, Topaz Seed Senior Breeder menyampaikan, pemilihan bibit merupakan kunci untuk memperoleh hasil produksi yang optimal dari perkebunan sawit, serta mendukung praktik pengelolaan yang berkelanjutan.

“Program peremajaan yang saat ini gencar dilakukan di berbagai daerah di Indonesia menjadi momentum yang tepat untuk para petani dan pelaku industri kelapa sawit lainnya agar tidak salah dalam memilih bibit untuk ditanam, mengingat saat ini banyak bibit kelapa sawit palsu yang dijual melalui media online”, ujar Ang.

Bibit Topaz Seri-3 ditargetkan dapat menghasilkan lebih dari 35 ton TBS/Ha/tahun dengan rendemen di atas 26% serta mampu menghasilkan CPO lebih dari 9 ton/Ha/tahun. Hasil ini terbukti memberikan peningkatan sebesar 3 kali lipat dibandingkan dengan bibit kelapa sawit pada umumnya.

Selain dapat memberikan produktivitas yang tinggi, bibit ini juga lebih tahan terhadap penyakit tanaman sawit (ganoderma), sehingga bibit Topaz merupakan pilihan terbaik untuk digunakan pada lahan bekas kelapa sawit yang akan diremajakan.

“Kami menghimbau kepada para petani untuk meneliti terlebih dahulu sumber dari benih yang akan dibeli, untuk menghindari pembelian bibit palsu, karena akan memberikan dampak jangka panjang terhadap hasil produksi dari bibit tanaman tersebut,” ujar Ang.

Sekilas Mengenai Asian Agri:

Asian Agri merupakan salah satu perusahaan swasta nasional terkemuka di Indonesia yang memproduksi minyak sawit mentah (CPO) sejak tahun 1979. Hingga kini, Asian Agri mengelola 100.000 hektar kebun kelapa sawit dan mempekerjakan 25.000 orang.

Sebagai perintis program Pemerintah Indonesia Perkebunan Inti Rakyat Transmigrasi (PIR-Trans), Asian Agri telah bermitra dengan 30.000 petani plasma di Riau dan Jambi yang mengelola 60.000 hektar kebun kelapa sawit, serta membina kemitraan dengan petani swadaya untuk membawa dampak positif terhadap kesejahteraan dan peningkatan ekonomi petani.

Dengan menerapkan kebijakan tanpa bakar dan praktik pengelolaan kebun secara berkelanjutan, Asian Agri membantu petani mitra untuk meningkatkan produktifitas, hasil panen, kemamputelusuran rantai pasok, sekaligus mendukung mereka memperoleh sertifikasi. Pabrik Asian Agri menerapkan teknologi terbaik memanfaatkan energi hijau yang dihasilkan secara mandiri, dalam rangka meminimalisasi emisi gas rumah kaca.

Lebih dari 86% dari perkebunan inti Asian Agri di Provinsi Sumatra Utara, Riau & Jambi serta 100% perkebunan petani plasma di Provinsi Riau & Jambi telah bersertifikat RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil).

Pada saat yang sama, ISCC (International Sustainability & Carbon Certification) telah dicapai oleh seluruh kebun baik yang dimiliki oleh Asian Agri maupun petani binaannya.

Lebih dari 91% perkebunan dan pabrik kelapa sawit Asian Agri telah mendapatkan sertifikat ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil).

Keberhasilan Asian Agri menjadi salah satu perusahaan terkemuka CPO telah diakui secara internasional dengan sertifikasi ISO 14001 untuk semua operasinya. Learning Institute di Pelalawan, Riau, serta pusat pembibitan di Kampar, Riau, juga telah bersertifikat ISO 9001. Selain itu, pusat penelitian dan pengembangan Asian Agri di Tebing Tinggi juga telah memperoleh sertifikasi oleh International Plant – Analytical Exchange di lab WEPAL di Wageningen University di Belanda, untuk standar yang tinggi.


Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:

Dinna Permana Setyani
Manajer Komunikasi Perusahaan
E-mail: dinnapermana@www.asianagri.com
DID: +62 21 2301 119

Klik disini untuk versi PDF

Leave a Reply