Skip to main content

Rantauprapat, 8 Juli 2021 –Asian Agri sebagai perusahaan perkebunan yang merupakan bagian dari Royal Golden Eagle (RGE), mengelola group perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan sumber daya alam dan beroperasi secara global, melalui anak perusahaannya, PT Supra Matra Abadi (PT SMA) Kebun Aek Nabara, pada Rabu (30/6/2021) telah melaksanakan pelatihan budidaya kelapa sawit untuk petani kelapa sawit di Desa Rintis, Kecamatan Silangkitang, Kabupaten Labuhan Batu Selatan.

Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, kegiatan ini dihadiri oleh 25 petani kelapa sawit di Desa Rintis. Ikut hadir dalam kegiatan Camat Silangkitang Makmur Karim S.Pd.I, M.Pd.I, Petugas PPL dari Dinas Pertanian Suharto, Pj.Kepala Desa Rintis Sugianto, ST.MM, beserta perangkat Desa Rintis.

Kegiatan pelatihan budidaya kelapa sawit yang diberikan kepada petani swadaya ini merupakan salah satu program Corporate Social Responsibility (CRS) PT SMA Kebun Aek Nabara. Pelatihan Budidaya ini menyampaikan dua materi penting dalam budidaya kelapa sawit yakni pengendalian gulma dan pemupukan kelapa sawit yang benar, untuk materi penanggulangan gulma disampaikan langsung oleh Senior Manager PT SMA Armstrong V Sihombing dan materi pemupukan kelapa sawit yang benar disampaikan oleh Asisten CSV Rifky Anandhika.

Armstrong Sihombing menyampaikan bahwa produksi kelapa sawit ditentukan oleh banyak hal mulai dari jenis bibit yang ditanam, pemeliharaan yang baik termasuk pengendalian gulma, pencegahan hama dan penyakit, tunasan, perbaikan jalan, pemupukan dan lain-lain.

Menurut Senior Manager PT SMA, dari hasil produksi kelapa sawit yang kita dapatkan maka 50% dari hasil harus kita pergunakan untuk biaya operasional seperti perawatan dan pemupukan sehingga produksi nya akan tetap normal sampai umur 30 tahun.

“Sesuai dengan materi yang telah saya sampaikan tentang pengendalian gulma, bahwa pada area kebun sawit tidak boleh semua gulma kita musnahkan karena kita harus melindungi beberapa predator alami hama, untuk itu cukup kita semprot atau bersihkan di piringan selebar 1,5 meter dari pangkal pokok. Berpedoman kepada 4T : Tepat dosis, Tepat tempat, Tepat cara dan Tepat waktu. Kebanyakan petani salah dalam penerapan pengendalian gulma sehingga biaya pengendalian per hektar menjadi sangat tinggi. Cara yang tepat untuk mengatasi gulma adalah dengan kimia (semprot, wiping) atau pun manual (babat, dongkel). Untuk pengendalian gulma itu sendiri harus kita pahami dan kenali jenis gulmanya, sehingga jenis herbisida yang kita gunakan sesuai dengan jenis gulma yang akan kita kendalikan, kontak atau sistemik,”jelas Armstrong.

Selanjutnya Rifky Anandhika menyampaikan materi cara pemupukan kelapa sawit. Rifky menjelaskan kebutuhan unsur hara kelapa sawit, gejala kekurangan unsur hara, cara dan lokasi penaburan.

“Unsur utama yang dibutuhkan tanaman Kelapa sawit adalah Nitrogen, Kalium, Phospor, Magnesium, dan Boron. Menurut kajian yang telah diteliti, pemupukan di lakukan sebaiknya di gawangan diatas janjangan kosong dan diatas pelepah karena di gawangan memiliki banyak akar yang kecil – kecil dan sangat aktif. Pemupukan yang baik dilakukan sesuai dengan dosis dan kebutuhannya per pohon dengan membuat takaran yang telah dikalibrasi. Akan lebih bagus jika sebelumnya dilakukan analisa tanah dan daun, sehingga dosis benar-benar sesuai dengan kebutuhan kelapa sawit,” jelas Rifky.

Selanjutnya acara pelatihan dilakukan dengan sesi tanya jawab yang dimanfaatkan peserta untuk bertanya kepada para narasumber atas berbagai masalah yang dihadapi masyarakat dalam berbudidaya tanaman Kelapa Sawit.

Kepala Desa Rintis Sugianto. ST.MM menyampaikan kegiatan pelatihan budidaya Kelapa Sawit yang di laksanakan oleh PT SMA Kebun Aek Nabara ini sangat positif untuk menambah ilmu pengetahuan bagi masyarakat petani swadaya Desa Rintis.

“Kegiatan seperti ini sudah lama direncanakan dan baru kali ini dapat terlaksana, ilmu-ilmu baru tentang teknis budidaya kelapa sawit terus berkembang. Saya sangat berterima kasih kepda PT SMA karena mau meluangkan waktunya dan berbagi ilmu kepada masyarakat khususnya Desa Rintis, semoga memberikan tambahan wawasan bagi masyarakat, sehingga dapat dipraktekkan di kebun masing-masing,” ujar Sugianto.

Camat Silangkitang Makmur Karim S.Pd.I, M.Pd.I pada sambutannya menyampaikan terima kasih dan harapannya kepada PT SMA dan masyarakat.

“Terima kasih kepada PT SMA yang telah mengadakan pelatihan ini, semoga melalui pelatihan budidaya kelapa sawit ini dapat memberi manfaat kerena kegiatan ini sifatnya sangat positif bagi masyarakat. Semoga kegiatan ini akan menambah pengetahuan petani dalam meningkatkan hasil kelapa sawit masyarakat, manfaatkan lah sebaik mungkin acara pelatihan ini, dari 25 orang peserta pelatihan ini nantinya diharapkan dapat membagikan ilmu dan pengetahuan kepada tetangganya sehingga masyarakat Desa Rintis dapat sama-sama berhasil. Untuk PT SMA harapan saya kegiatan-kegiatan pelatihan seperti ini dapat terus berlanjut karena para petani swadaya disini sangat membutuhkan pendampingan yang terus menerus agar dapat sukses. Selain itu kegiatan-kegiatan seperti praktek lapangan ataupun studi banding ke perusahaan juga tentunya akan sangat membantu,” sebut Makmur Karim.

 

About Asian Agri:

Asian Agri merupakan salah satu perusahaan swasta nasional terkemuka di Indonesia yang memproduksi minyak sawit mentah (CPO) sejak tahun 1979. Hingga kini Asian Agri mengelola 100.000 hektar kebun kelapa sawit dan mempekerjakan 25.000 orang.

Dengan menerapkan kebijakan tanpa bakar dan praktik pengelolaan kebun secara berkelanjutan, Asian Agri membantu petani mitra untuk meningkatkan produktivitas, hasil panen, kemamputelusuran rantai pasok, sekaligus mendukung mereka memperoleh sertifikasi. Pabrik Asian Agri menerapkan teknologi terbaik memanfaatkan energi hijau yang dihasilkan secara mandiri, dalam rangka meminimalisasi emisi gas rumah kaca.

Lebih dari 86% dari perkebunan inti Asian Agri di Provinsi Sumatera Utara, Riau & Jambi serta 100% perkebunan petani plasma di Provinsi Riau & Jambi telah bersertifikat RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil). Pada saat yang sama, ISCC (International Sustainability & Carbon Certification) telah dicapai oleh seluruh kebun baik yang dimiliki oleh Asian Agri maupun petani binaannya. Seluruh unit bisnis dalam naungan Asian Agri telah memperoleh sertifikat ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil).

Keberhasilan Asian Agri menjadi salah satu perusahaan produsen CPO terkemuka telah diakui secara internasional dengan sertifikasi ISO 14001 untuk semua operasinya. Learning Institute di Pelalawan, Riau, serta pusat pembibitan di Kampar, Riau, juga telah bersertifikat ISO 9001. Selain itu, pusat penelitian dan pengembangan Asian Agri di Tebing Tinggi juga telah memperoleh sertifikasi oleh International Plant – Analytical Exchange di lab WEPAL di Wageningen University di Belanda, untuk standar yang tinggi.

 

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:

Lidya Veronica

Media Relation Asian Agri
E-mail: lidya_veronika@www.asianagri.com

 

Leave a Reply