Skip to main content

Asian Agri telah menerbitkan Laporan Keberlanjutan terbaru yang mencakup operasi dan kegiatan perusahaan dari Januari 2017 hingga Desember 2018.

Laporan ini mengulas kinerja lingkungan, sosial, ekonomi dan tata kelola Asian Agri, serta bagaimana perusahaan memetakan kegiatan dan dampak potensial dalam rangka memastikan bahwa kegiatan perusahaan selaras dengan target mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang ditentukan oleh PBB atau UN-SDGs.

Dalam laporan ini, Kelvin Tio, Managing Director Asian Agri, menyatakan bahwa tahun 2017 dan 2018 penuh tantangan bagi industri minyak kelapa sawit Indonesia dan internasional karena sentimen pasar yang mendorong harga minyak sawit mentah (CPO) turun ke harga terendah dalam kurun 12 tahun terakhir.

 

“Meskipun demikian, kami berkomitmen untuk selalu berperan aktif dalam mendorong industri kami menjadi lebih transparan, terpercaya, dan berkelanjutan,” kata Tio.

Di tahun 2017, Asian Agri meningkatkan keterlibatan para petani sebagai suatu cara untuk meningkatkan produktivitas dan hasil panen tanpa memperluas lahan dengan meluncurkan “Komitmen Kemitraan One to One”, suatu inisiatif yang dirancang untuk mewujudkan pengelolaan yang sebanding yakni 1 hektar lahan Asian Agri dengan 1 hektar kebun petani mitra.

Saat ini, lebih dari 50 persen pasokan Tandan Buah Segar (TBS) perusahaan berasal dari petani mitra yang secara keseluruhan memiliki lebih dari 101.000 hektar perkebunan kelapa sawit berkelanjutan.

Diantara berbagai pencapaian pada tahun 2018 adalah bertambahnya pabrik CPO dari 20 menjadi 21 unit, dan pabrik pengolahan inti sawit (kernel crushing plant) dari tujuh menjadi sembilan unit, sambil tetap mempertahankan sertifikasi International Sustainability & Carbon Certification (ISCC), Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dan Indonesia Sustainable Palm Oil(ISPO) untuk pabrik dan perkebunan yang ada.

Asian Agri kini mengoperasikan tujuh pembangkit listrik tenaga biogas di Sumatera Utara, Riau dan Jambi, menggunakan limbah pabrik untuk bahan bakar – yang mengurangi emisi karbon setiap pabrik sebesar 90 persen – dan menyediakan energi bersih untuk masyarakat sekitar.

Tiga pembangkit listrik tenaga biogas akan beroperasi pada tahun 2019, kata Tio.

Laporan ini juga menjabarkan kerja sama yang terjalin antara Asian Agri dan masyarakat untuk mencegah kebakaran melalui Program Desa Bebas Api di tiga provinsi.

Sejak diluncurkan, cakupan program ini meluas lebih dari 50.000 hektar hingga menjadi 343.000 hektar pada tahun 2018, dengan total 16 desa yang berpartisipasi.

“Perjalanan keberlanjutan tidak pernah berakhir. Kami akan terus mendorong kemitraan petani, praktik manajemen terbaik, dan tata kelola perusahaan yang baik untuk menginspirasi pemangku kepentingan agar berkolaborasi dan membangun kapasitas sehingga lebih tanggap dalam mengantisipasi risiko, mengeksplorasi berbagai kemungkinan, dan bangkit dari disrupsi industri,” kata Tio.

 

Untuk versi lengkap Sustainability Report Asian Agri 2017-2018, klik disini

Leave a Reply