Skip to main content

Berkarir di bidang pertanian telah menjadi ketertarikan tersendiri bagi Eny Fitri Rambe atau yang akrab disapa Eny sejak di bangku sekolah. Ketika lulus SMA, Eny pun memilih jurusan pertanian karena menurutnya, Indonesia sebagai negara agraris akan membuka banyak peluang untuk berkarir.

Setelah menyelesaikan Studi Strata 1 di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU) pada tahun 2002, Eny pun memutuskan untuk mengikuti proses rekrutmen di Asian Agri. Dunia kelapa sawit bukan hal asing bagi ibu dari dua orang anak ini, karena orang tuanya yang merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) juga mengelola kebun kelapa sawit sehingga ketika kecil ia sudah sering melihat proses pengelolaan lahan sawit.

“Sedari kecil saya sudah akrab dengan kelapa sawit, hal tersebut juga yang menjadi salah satu alasan saya ingin bergabung dengan Asian Agri yang merupakan salah satu perusahaan kelapa sawit terbesar di Indonesia,” ujarnya.

Seperti planter pada umumnya, awal masuk Asian Agri, Eny juga mendapatkan pelatihan dasar mengenai pengelolaan kelapa sawit secara berkelanjutan di Asian Agri Learning Institute (AALI) yang berlokasi di Provinsi Riau.

Eny Fitri Rambe salah satu pegawai wanita di perkebunan kelapa sawit Asian Agri

Selama kurang lebih enam bulan, Eny yang merupakan satu-satunya trainee wanita pada saat itu, menempuh setiap tahap pelatihan kedisplinan yang ketat bersama kandidat lainnya.

“Menjadi satu – satunya trainee wanita di angkatan kedua AALI tidak membuat saya gentar, saya justru bersyukur karena saya dapat mengalahkan banyak kandidat pria lainnya yang berasal dari berbagai universitas negeri ternama di Indonesia,” tambah wanita yang murah senyum ini.

Lulusnya Eny dari AALI yang terkenal sebagai tempat membentuk planter dengan disiplin dan karakter yang kuat, serta memiliki pelatihan semi militer, menurutnya menjadi pembuktian bahwa wanita memiliki kesempatan dan kompetensi yang setara dengan pria sehingga mampu bersaing dan mengikuti seluruh proses tes sampai dinyatakan lulus.

Eny Fitri Rambe agronom wanita di Asian Agri sedang memantau pohon kelapa sawit

Setelah lulus dari AALI, awalnya Eny tidak menyangka akan ditempatkan di bagian riset dan pengembangan (R&D). Setelah mengikuti proses rekrutmen, barulah Eny mengetahui bahwa Asian Agri juga memiliki lembaga riset, dan seketika itu ia merasa tertantang untuk menggeluti bidang riset lebih dalam lagi.

Pada awal karirnya, sebagai seorang agronom, Eny bertanggung jawab untuk membuat trial – trial agronomi, kunjungan dan mengambil data ke lapangan, kemudian mengolah dan menyajikan data tersebut. Eny juga bertanggung jawab untuk melakukan kunjungan agronomi secara reguler, melakukan riset untuk rekomendasi pemupukan, dan beberapa percobaan yang sedang dikembangkan Eny yaitu mengenai kebutuhan pupuk di tanah aluvial atau tanah yang terbentuk karena endapan, untuk tanaman yang belum dewasa ataupun yang sudah dewasa.

Kini, Eny telah berkarir di Asian Agri selama kurang lebih 18 tahun lamanya sebagai seorang peneliti di bidang Agronomi. Semua itu tidak semudah yang terlihat, tentunya disertai dengan usaha, ketekunan, kerja keras dan kemauan yang kuat. “Di sela – sela kesibukannya untuk mengembangkan riset dan turun ke lapangan, Eny juga mengimbanginya dengan terlibat aktif di berbagai kegiatan sosial.

Eny memberikan pengarahan kepada mandor

“Saya sangat suka melakukan kegiatan sosial apalagi membantu sesama, biasanya saya sering membantu mengumpulkan donasi dari rekan-rekan kerja dan menyalurkannya untuk korban bencana, anak – anak yatim piatu, dan kaum dhuafa” jelasnya.

Selain berkarir, Eny juga tidak melupakan perannya sebagai seorang ibu rumah tangga. Di sela – sela kesibukannya, Eny tetap menyisihkan waktu bersama keluarganya. Eny juga merasa sangat bahagia karena suami dan anak – anak nya sangat mendukung pekerjaannya, karena bagaimanapun dukungan dari orang terdekat sangatlah penting bagi Eny.

Eny memiliki pesan untuk seluruh wanita di Indonesia, bahwa di era modern seperti sekarang, wanita memiliki kesempatan yang sama dalam berkarir dan peluang untuk menduduki posisi yang sama dengan pria.

“Menurut saya tidak ada pekerjaan spesifik yang hanya bisa dilakukan oleh pria saja, wanita juga bisa melakukannya jika memang benar – benar mau berusaha. Perkembangan sains yang semakin maju membuka kesempatan baik pria maupun wanita, karena itu yang terpenting adalah berani untuk melangkah dari zona nyaman guna mencapai potensi maksimal, ” tambahnya.

Ikuti jejak Eny! Bersama Asian Agri, ciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi masyarakat dan negara karena kami adalah bagian dari kehidupan masyarakat. Bergabunglah bersama kami!

Leave a Reply