Skip to main content

Bogor, 14 Maret 2018 – Pentingnya upaya pendampingan petani kelapa sawit dalam rangka menciptakan pengelolaan kelapa sawit berkelanjutan disampaikan Asian Agri dalam Sarasehan Nasional Kelapa Sawit bertajuk Sustainable Smart Plantation di IPB International Convention Center, Bogor hari ini (14/3).

Kepada para pemangku kepentingan di industri kelapa sawit termasuk pembuat kebijakan, akademisi, pelaku usaha hingga mahasiswa dan pihak perbankan, Fadhil Hasan, Direktur Corporate Affairs Asian Agri menyampaikan pola pendampingan perusahaan dan petani merupakan salah satu kunci utama untuk menciptakan industri kelapa sawit nasional yang berkelanjutan.

Sebagai pahlawan devisa negara, petani sawit yang saat ini mengelola kurang lebih 38% dari 12 juta hektar lahan luas total lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia, memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan minyak sawit dalam negeri maupun permintaan ekspor dengan menyumbang sebesar 31% produksi minyak sawit di tahun 2017 dari perkebunan milik petani.

“Potensi peningkatan produksi perkebunan milik petani adalah hal yang sangat memungkinkan apabila dikelola secara tepat,” kata Fadhil.

Berbagai faktor seperti minimnya pengetahuan dan kemampuan terhadap penerapan praktik-praktik berkelanjutan serta akses terhadap fasilitas seperti transportasi, dan material seperti bibit dan pupuk masih menjadi tantangan utama bagi para petani untuk meningkatkan kualitas pengelolaan perkebunan mereka.

“Program kemitraan perusahaan dengan petani dibutuhkan untuk mendampingi petani menjawab berbagai tantangan tersebut serta menerapkan praktik terbaik dalam mengelola perkebunan mereka secara berkelanjutan, serta meningkatkan kesejahteraan keluarga petani,” jelas Fadhil.

Sebagai pelopor dalam program kemitraan petani kelapa sawit di Indonesia, program kemitraan Asian Agri berfokus pada intensifikasi dan kesejahteraan petani untuk mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan.

Berbagai kesuksesan dalam program kemitraan telah berhasil dicapai oleh Asian Agri bersama petani, antara lain disertifikasinya seluruh petani plasma Asian Agri oleh RSPO di tahun 2017. Petani swadaya mitra Asian Agri melalui Asosiasi Amanah juga merupakan asosiasi petani swadaya pertama di Indonesia yang berhasil meraih sertifikasi RSPO di tahun 2013 dan ISPO di tahun 2017.

Keseriusan Asian Agri dalam mendampingi para petani ditegaskan melalui Komitmen Kemitraan One to One, yang akan mewujudkan kemitraan Asian Agri bersama para petani dalam mengelola kebun mereka yang luas keseluruhannya sama dengan kebun inti yang dimiliki oleh Asian Agri, yakni 100.000 hektar di tahun 2018.Asian Agri saat ini mendampingi para petani plasma yang mengelola 60.000 hektar dan petani swadaya seluas 31.000 hektar lahan kebun kelapa sawit.

“Melalui Komitmen Kemitraan One to One, Asian Agri berupaya berbagi kesuksesan yang telah diraih melalui kemitraan bersama petani plasma untuk menjangkau lebih banyak petani swadaya demi mencapai pengelolaan perkebunan nasional yang berkelanjutan dan kesejahteraan petani sawit nasional,” ujar Fadhil.

***

Sekilas mengenai Asian Agri:

Asian Agri merupakan salah satu perusahaan swasta nasional terkemuka di Indonesia yang memproduksi minyak sawit mentah (CPO) sejak tahun 1979 dan mempekerjakan sekitar 25.000 orang. Sejak tahun 1987, Asian Agri telah menjadi perintis program Pemerintah Indonesia Perkebunan Inti Rakyat Transmigrasi (PIR – Trans). Saat ini, perusahaan mengelola 100.000 hektar lahan inti dan bermitra dengan 30.000 keluarga petani plasma di Riau dan Jambi yang mengelola 60.000 hektar perkebunan kelapa sawit.

Keberhasilan Asian Agri menjadi salah satu perusahaan terkemuka CPO telah diakui secara internasional dengan se rtifikasi ISO 14001 untuk semua operasinya. Learning Institute di Pelalawan, Riau, serta pusat pembibitan di Kampar, Riau, juga telah bersertifikat ISO 9001. Selain itu, pusat penelitian dan pengembangan Asian Agri di Tebing Tinggi juga telah memperoleh sertifikasi oleh International Plant – Analytical Exchange di lab WEPAL di Wageningen University di Belanda, untuk standar yang tinggi.

Lebih dari 86% dari perkebunan inti Asian Agri di Provinsi Sumatra Utara, Riau & Jambi serta 100% perkebunan petani plasma di Provinsi Riau & Jambi telah bersertifikat RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil).

Pada saat yang sama, ISCC (International Sustainability & Carbon Certification) telah dicapai oleh seluruh kebun baik yang dimiliki oleh Asian Agri maupun petani binaannya.


Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:

Dinna Permana Setyani
Manajer Komunikasi Perusahaan
E-mail: DinnaPermana@www.asianagri.com 
Telp: (021) 230 1119

Klik di sini untuk versi PDF

Leave a Reply